Pengalaman Pertamaku Masturbasi

 dan pengalaman pertama seorang perempuan  melaksanakan onani atau masturbasi sebelumnya akhi Pengalaman Pertamaku Masturbasi

Ini ialah sebuah kisah seks dan pengalaman pertama seorang perempuan melaksanakan onani atau masturbasi sebelumnya jadinya ia ketagihan seks. Bagaimana kisah erotisnya, silahkan simak selengkapnya berikut ini! Sebelum saya mengisahkan perihal pengalaman pertamaku bermain sex dengan pasangan, ada baiknya saya ceritakan dulu pengalaman pertamaku bermain sex solo atau bermasturbasi, alasannya jauh hari sebelum saya melaksanakan kekerabatan sex, saya sudah sering melaksanakan masturbasi. Aku semenjak kecil memang sudah tidak suka dan tidak pernah mau menggunakan BH. Kebiasaan ini berlanjut hingga kini. Hal ini tentu menciptakan kedua orang tuaku jadi kelabakan. Sejak duduk di dingklik Sekolah Dasar, saya hanya menggunakan kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Mungkin kebiasaan menggunakan singlet semenjak kecil inilah yang membuatku hingga ketika ini lebih leluasa menggunakan T Shirt yang lebih menyerupai singlet itu. Demikian pula ketika saya duduk di dingklik SMU, saya juga hanya menggunakan kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Memang agak mending sih, ketimbang saya hanya pribadi menggunakan hem saja tanpa BH di dalamnya, jadi fungsi kaos singletku ialah sebagai pengganti BH. Soal CD memang semenjak usiaku masih anak-anak, saya lebih suka yang model sexy, namun ketika SD saya tidak bisa berkutik alasannya Mamaku yang selalu membelikan semua kebutuhanku. Baru semenjak Sekolah Menengah Pertama saya sudah bisa menentukan model CD kesukaanku sendiri, alasannya ketika itu saya sudah dipercaya untuk membeli kebutuhanku sendiri, walau uangnya tetap kudapat dari kedua orang tuaku. Pada awalnya ketika saya masih SMP, model CD yang kubeli masih biasa-biasa saja, alasannya untuk CD yang mini menyerupai model berenda atau G String rata-rata harganya masih sangat mahal untuk anak seusiaku, apa lagi saya dari kalangan keluarga yang hidupnya hanya pas-pasan. Baru ketika SMU saya bisa membeli dan menggunakan CD yang kuidam-idamkan dari semenjak masih kecil, alasannya ketika itu uang sakuku juga sudah mulai agak banyak, jadi saya bisa menabung dulu untuk membeli epilog alat vital yang kuidam-idamkan itu. Dan ketika SMU-lah saya mulai terbiasa dengan menggunakan rok mini sebagai seragam sekolah. Pokoknya semenjak saya SMU-lah saya mencicipi merdeka, bisa mempunyai dan menggunakan CD berenda atau G String yang kuidam-idamkan. Bayangkan saja modelnya, keduanya hampir sama mininya, hanya yang satu berenda dan yang lainnya G String terbuat dari seutas tali nylon. Saat kukenakan melingkari pinggangku, yang model G String sedikit ada perbedaan, ada ikatannya di samping kanan dan kiri pinggangku. Semua modelnya menyerupai bikini yang amat sangat mini, hanya ada secarik kain berbentuk segi tiga di bab depan, fungsinya hanya bisa menutupi bab depan liang vaginaku. Sedangkan CD berenda yang kumiliki bab depannya berbentuk hati kecil dengan renda di pinggirannya. Waktu Sekolah Menengah Pertama masih belum seberapa, namun gres ketika saya SMU banyak sahabat sekolahku, baik sahabat sekelas atau dari kelas lain termasuk para guruku, sering menelan ludah ketika saya lewat di hadapan mereka. Karena ketika Sekolah Menengah Pertama rok bawahanku masih biasa-biasa menyerupai layaknya murid perempuan yang lain, namun ketika SMU saya sudah berani menggunakan rok mini ketika sekolah. Awalnya pihak sekolah memang melarang, namun usang kelamaan pihak sekolah mungkin bosan juga, atau mungkin juga kepala sekolahku merasa ada baiknya bisa ikut menikmati memandang pahaku yang mulus (Haa.. Haa.. Haa..!). Bukan GR lho, saya semenjak kecil memang sudah anggun dan selalu menjadi bintang sekolah, bukan hanya bintang di kelas saja. Banyak perjaka sahabat sekolahku yang menaksirku tapi mereka harus mundur dengan patah hati alasannya saya memang tidak mau terikat semenjak dulu. Aku paling tidak suka dengan perjaka yang egois, yang kalau merasa sudah bersahabat denganku kemudian yang lain dihentikan lagi mendekatiku. Aku ingin sanggup berteman tanpa ada ikatan apa lagi paksaan. Pertama kali saya mengenal permainan sex ialah ketika saya masih SMU, bukan sex sungguhan hingga ML. Maksudku, kami hanya hingga petting hingga oral sex saja, istilahku ketika itu SSKTR (Sex Sex Kecil Tanpa Resiko). Bagaimana kisahnya, nanti akan kuceritakan pada kisahku yang akan datang, untuk kali ini saya akan menceritakan pengalaman masturbasiku yang pertama. Aku pertama kali melaksanakan masturbasi ketika masih duduk di dingklik SMP. Aku sudah lupa waktunya, namun saya masih ingat ketika itu saya masih duduk di dingklik kelas dua SMP. Sebenarnya ada sahabat sekelasku yang kutaksir ketika itu, namanya Joko. Anaknya pandai. Dia menjadi temanku ketika kelas dua, alasannya ketika masih kelas satu ia bersekolah di Solo, dan gres pada kelas dua orang tuanya pindah kiprah ke Surabaya hingga Joko pun harus ikut pindah sekolah. Banyak teman-teman cewekku yang juga menaruh perhatian pada Joko namun Joko anaknya hambar saja. Tidak menyerupai teman-teman cowokku yang ketika itu yang sudah mulai puber dan banyak tingkahnya, Joko anaknya tenang, lebih pendiam dan sedikit berwibawa. Mungkin ini juga yang menciptakan teman-teman cewek lainnya jadi ingin tau padanya. Saat-saat saya di rumah, saya sering membayangkan bagaimana kalau seandainya Joko mencium bibirku, meremas payudaraku yang sudah tumbuh membesar itu. Bahkan saya juga membayangkan bagaimana kalau seandainya jari-jari tangan Joko membelai selangkanganku, menyentuh vaginaku yang bab luarnya sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku hanya bisa berandai-andai saja, namun saya juga tidak mengerti apakah itu yang dinamakan cinta atau hanya nafsu. Namun itulah yang kurasakan ketika itu. Saat mandi saya mulai sering meraba-raba payudara, selangkangan dan tempat erogenku yang lainnya. Namun saya belum pernah melaksanakan sesuatu hingga satu ketika saya mengalami orgasme, bahkan ketika itu saya pun belum tahu apa itu orgasme dan sebagainya. Aku semakin hari semakin asyik merabai tubuhku sendiri hingga saya mulai tahu dimana saja letak bab tubuhku yang paling nikmat kalau disentuh. Aku paling bahagia memainkan klitorisku dengan ujung jari sambil meremas-remas payudaraku. Liang vaginaku selalu becek kalau saya melaksanakan hal menyerupai itu. Ada cairan bening merembes keluar dari dalam liang vaginaku keluar membasahi sekitar selangkanganku. Aku semakin berani menggesek-gesekkan jari ke kepingan bibir vaginaku, sambil membayangkan kalau semua ini dilakukan oleh Joko. Kalau di kamar mandi saya selalu mengoleskan sabun cair dulu di seputar bab luar vaginaku. Lain lagi kalau kulakukan di atas tempat tidur, sering kugunakan hand body lotion dulu, kulumuri di seputaran selangkanganku gres saya melaksanakan aktifitas. Licinnya sabun cair atau body lotion tersbut menjadi lebih licin lagi ketika bercampur dengan cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku ketika saya sudah mengalami nafsu yang sangat tinggi. Kumainkan klitorisku dengan ujung jari, kugesek-gesekkan sambil tanganku yang satu lagi tetap meremas-remas payudaraku dan memilin-milin puting susuku. Aku mencicipi sesuatu yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, desakannya semakin usang semakin besar lengan berkuasa hingga membuatku menggeliat tidak karuan. Bibirku terus mendesah menceracau bagaikan anak kecil yang tiba-tiba terjangkit demam yang tinggi, hingga jadinya saya mengalami rasa ingin pipis, namun yang terjadi ialah adanya kedutan-kedutan di vaginaku. Badanku menggigil mahir sekali, kurasakan ada sesuatu yang tumpah keluar dari dalam rahimku memenuhi seluruh bab dalam liang vaginaku, membasahi dinding-dinding dalam vaginaku. Aku tidak tahu apakah ini yang dinamakan orgasme? Yang terang sesudah itu saya mengalami kelegaan yang amat sangat luar biasa. Bebanku menjadi hilang, badanku menjadi ringan, pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Belakangan gres kutahu bahwa itulah yang dinamakan orgasme, alasannya hal-hal itu makin sering kualami, paling tidak tiga kali dalam seminggu saya mengalami hal menyerupai itu, alasannya hampir tiga kali dalam seminggunya saya selalu melaksanakan masturbasi. Terus terang ketika masih Sekolah Menengah Pertama saya belum berani membiarkan sahabat cowokku menyentuhku walau sebanarnya dalam hati ingin sekali, namun saya masih takut akan hukum dan norma-norma pada ketika itu. Apa lagi ketika itu saya masih perawan dan pada anak seusiaku sudah ditanamkan betapa pentingnya arti sebuah keperawanan bagi anak gadis. Ini pun menghipnotis juga caraku melaksanakan masturbasi. Aku tidak berani memasukkan ujung jariku ke dalam liang vaginaku, alasannya saya takut keperawananku akan terenggut oleh jari-jariku sendiri. Padahal pada saat-saat tertentu ketika bermasturbasi, ingin sekali rasanya saya memasukkan jariku ke dalam liang vaginaku yang terasa sangat gatal ingin digaruk saja rasanya. Biasanya hal ini terjadi pada ketika saya hampir mengalami orgasme. Dorongan menyerupai itu datangnya besar lengan berkuasa sekali. Tapi untungnya semua bisa kuatasi, saya bisa mencapai puncak kepuasan hanya dengan memainkan klitorisku dengan ujung jariku. Sementara jari tangan kiriku memainkan klitoris, jari tangan kananku menggosok-gosok kepingan bibir vaginaku. Atau ketika jari sebelah tanganku memainkan klitoris, tanganku yang lain meremas-remas payudaraku sambil sesekali memilin-milin puting susuku. Libidoku semenjak Sekolah Menengah Pertama memang sudah sangat tinggi, saya paling tidak tahan kalau tidak melaksanakan masturbasi tiga kali dalam seminggu, rasanya selalu ingin uring-uringan saja. Demikianlah sedikit pengalamanku pertama kalinya melaksanakan masturbasi.

0 Response to "Pengalaman Pertamaku Masturbasi"

Posting Komentar