Kenikmatan Dikala Mandi


Cerita Dewasa | Hari ini saya libur, jadi bangunnya agak siang dari biasanya, apa lagi semalam saya tidur hampir dini hari alasannya ialah asyik membuka mail box dan membalas email-email yang masuk. Ada seorang pembaca yang gentleman mengirimkan email padaku, isinya biasa-biasa saja dan sopan. Awalnya menyerupai email-email lain yang kubalas, selalu kucantumkan persyaratan yang kuinginkan bila mereka ingin melanjutkan berkenalan dan mengobrol denganku. Pembaca yang satu ini lain daripada yang lain alasannya ialah tanpa banyak komentar, pada email berikutnya pribadi ia menawarkan persyaratan yang kuminta. Aku pun mengembangkan foto dan berkirim email dengannya. Terus terang simpatik sekali dia, hanya saja saya belum mempunyai foto dan data lengkapnya. Tapi aneh! Aku kok tiba-tiba jadi ingin tau dengannya, semoga orangnya sesuai dengan keinginanku. Pada emailnya yang terakhir ia menanyakan cara mengobati ikan yang perutnya buncit. Ha.. ha.. ha.., kan tidak semua dokter binatang bisa mengobati ikan. Kembali ke ceritaku, pagi ini ternyata kondisi rumahku kosong, kedua orang bau tanah dan adikku entah pergi kemana. Hal ini biasa terjadi, mereka tidak mau mengganggu tidurku dan pergi mengunci rumah dari luar. Kami di rumah memang masing-masing mempunyai kunci rumah sendiri-sendiri. Setelah membaca koran pagi sambil minum secangkir kopi, saya teruskan membaca koran di toilet kamar mandiku. Aku bermaksud buang hajat (Maaf! Aku berusaha memberikan apa yang kualami dengan apa adanya) sambil membaca koran. Pintu kamarku sengaja kubiarkan terbuka begitu saja, toh tidak ada orang lain di rumahku. Kulepas kembali singlet yang gres kukenakan tadi sebelum keluar dari kamar, kulempar begitu saja, demikian pula dengan celana pendek longgar yang agak lebar di bab bawahnya yang kupakai ketika tidur. Kini saya sudah telanjang lingkaran tanpa sehelai pun benang yang menutupi tubuhku. Sejak kecil saya memang tidak suka dan tidak pernah menggunakan BH sehingga hingga ketika ini di usiaku yang ke 28 saya tetap tidak mempunyai satu pun BH untuk menutupi buah dadaku yang sintal dan ranum ini. Aku terbiasa tidur bertelanjang dada dan seringkali bugil sambil menggunakan selimut tipis saja. Kalau semalam saya tidur hanya mengenakan celana pendek yang bentuknya menyerupai yang kuceritakan tadi, selain bentuknya yang mini, bahannya terbuat dari kain sutera tipis tembus pandang dengan karet lentur yang melingkar di pinggangku, sehingga bayangan bulu kemaluanku terang sanggup terlihat dari luar, alasannya ialah di dalamnya saya sudah tanpa menggunakan apa-apa lagi untuk menutupi auratku, toh semua model CD-ku juga sexy dan mini sekali sehingga tidak ada fungsinya ketika kupakai tidur, jadi sekalian saja tidak kupakai. Selesai hajatku, kuletakkan koran yang kubaca tadi dan saya pun mandi. Kondisi kamar mandi dalam kamarku pun kubiarkan tetap terbuka semenjak tadi hingga bila dari arah ruang tamu ada orang melongok kamarku yang pintunya terbuka niscaya sanggup melihat tubuh montokku di kamar mandi yang sedang mandi ketika ini, namun saya tidak khawatir alasannya ialah rumahku ketika ini sedang kosong dan pintu depan dalam keadaan terkunci hingga saya tidak perlu khawatir ada orang yang tiba-tiba nyelonong masuk. Kubasahi seluruh tubuhku di bawah shower kamar mandiku, rambutku pun kubasahi alasannya ialah saya memang ingin keramas. Selesai keramas, kusabuni tubuhku dengan sabun cair, kugosok rata seluruh bab tubuhku yang ramping dan sexy ini (Bukan GR lho! Karena memang demikianlah diriku). Tinggiku yang 170 centimeter termasuk cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita, buah dadaku tidak terlalu besar, ukurannya normal sedang-sedang saja, bentuknya padat, puting susuku dan sekitarnya masih tampak ranum berwarna sedikit merah muda kecoklatan.
 jadi bangunnya agak siang dari biasanya Kenikmatan Saat Mandi
Pantatku sintal dan berisi, bab depannya di bawah pusarku ditumbuhi bulu-bulu kemaluan yang halus, tumbuhnya rata rapi dan tidak terlalu panjang alasannya ialah melekat di bawah pusarku menyeruak ke atas. Bulu-bulu kemaluanku hanya tumbuh di bab atas kemaluanku, di sekitar vaginaku tetap higienis dan mulus. Kuusap dan kugosok dengan sabun cair tadi dengan rata, kujongkokkan sedikit tubuhku dan kuangkat sebelah kakiku bergantian dan kukangkangkan di atas bibir bathtub biar memudahkan tanganku menggosok dan membersihkan lipatan selangkanganku. Tanganku yang satu lagi menggosok tubuhku bab lain, kuelus-elus buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menyebabkan rangsangan tersendiri bagiku. Libidoku tiba-tiba tiba dan hasratku jadi memuncak, rasanya saya ingin berlama-lama menyabuni tubuhku, mataku yang lentik pun mulai sayu merem melek mencicipi nikmatnya usapan tanganku sendiri hingga tanpa kusadari jariku kumasukkan ke dalam bibirku. Kuhisap telunjukku dan kukulum dengan mulutku yang mungil dan berbibir tipis, ada rasa sabun di lidahku hingga segera kuturunkan lagi jari-jariku ke bab buah dadaku. Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi saya sudah mulai melaksanakan remasan ke buah dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya, terlebih ketika tanganku yang satu lagi tetap mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, saya pun mencicipi darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.
Aku sudah horny sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar dari dalam rahimku. Dapat kurasakan ada cairan lain di bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga saya pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu. Badanku meliuk bagaikan penari erotis yang biasa kulihat di BF, kedua kakiku pun tak kuasa lagi menopang tubuhku. Aku pribadi terduduk di bab atas bathtub, kukangkangkan pahaku dengan meletakkan kedua telapak kakiku di samping kiri dan kanan bibir bathtub. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku, sekujur tubuhku masih dipenuhi oleh sabun cair yang sekarang sudah mulai berbaur dengan keringat dinginku yang mulai mengalir keluar, udara AC yang masuk dari kamar tidurku seakan tidak bisa menembus ke kamar mandiku. Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Awalnya memang sedikit agak sulit masuk namun alasannya ialah saya memang sudah benar-benar horny sehingga liang vaginaku juga sudah benar-benar lembap oleh lendir yang licin hingga berikutnya jari-jariku dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku. Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding vaginaku bab dalam, ujung-ujung jariku menyentuh benjolan sebesar ibu jari yang ada dan tumbuh di dalam liang vaginaku dan menghadap keluar. Kuangkat sedikit benjolan tadi dari bawah dengan jariku dan kugesekkan bab bawahnya, punggung dan kepalaku jadi tersandar di dinding kamar mandi, seakan hendak pingsan rasanya. Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju titik puncak ketika ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini membuktikan saya akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, pantatku bergetar hebat, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam liang senggamaku. Bersamaan dengan itu saya mencicipi sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan cintaku yang mengalir deras. Setelah membisu sejenak meresapi apa yang gres saja terjadi, saya meneruskan mandi. Kubilas tubuhku dengan air melalui shower, di selangkanganku masih terasa cairan cintaku merembes keluar dari dalam liang vaginaku, mengalir turun melewati kedua belah pahaku. Selesai mandi, kukeringkan badanku dengan handuk dan kukenakan kimono tipis bermotif kembang-kembang. Bentuk kimonoku ini cukup pendek ukurannya. Ujung bawahnya kurang lebih hanya sejengkal saja dari pangkal pahaku, kalau saya membungkuk niscaya kepingan pantatku akan tersembul keluar, demikian pula bila saya duduk ketika mengenakan kimono ini niscaya onggokan daging di pangkal pahaku juga akan gampang terlihat, alasannya ialah memang kimono yang kukenakan ini bukan untuk dipakai di luar, fungsinya hanya bisa dipakai di kamar sehabis selesai mandi biar tidak kedinginan saja. Aku keluar menuju lemari es mengambil air dingin. Aku mencicipi haus sekali sehabis melaksanakan aktifitas tadi. Selesai minum tiba-tiba ada orang yang menekan bel. Kulongok keluar ternyata ada satpam yang mengantar tagihan iuran RT. "Sebentar ya Pak", seruku.
Kuambil uang di dompetku dan saya keluar menuju pintu pagar. Sambil kusodorkan uang, kuterima bukti pembayaran yang kuterima dari satpam tadi. Waktunya hanya sebentar saja namun cukup menciptakan satpam tadi terbengong-bengong heran menatap penampilanku. Rupanya tanpa kusadari, saya tadi keluar mengenakan kimono mini tadi. Bahan kainnya tipis sehingga ketika kupakai melekat dengan ketat di kulitku yang memang belum kering betul ketika kuhanduki tadi, apa lagi bab depannya hanya ditutupkan begitu saja dan diikat dengan ikat pinggang tali yang terbuat dari materi kain yang sama, dan ikatanku tadi juga asal-asalan saja sehingga bab dadaku terbelah agak lebar, sehingga dari samping tepian buah dadaku yang putih mulus sanggup terlihat dengan terang secara hampir keseluruhan, hanya puting susuku saja yang tertutup. Bagian bawahku rupanya juga tidak tertutup dengan rapi, selain ukurannya sudah pendek ke atas (mini), belahannya juga tidah rapat, kecuali di bab yang terjepit oleh ikat pinggang kain tadi, sehingga rupanya ketika saya berjalan melangkah keluar tadi kepingan kimonoku bab bawah tersingkap bergantian di kedua sisinya mengikuti irama langkahku. Berarti bab ujung pangkal pahaku yang ditumbuhi bulu-bulu kemaluanku sanggup terlihat dengan terang oleh satpam tadi, pantas saja matanya melotot dan ia sempat terbengong-bengong ketika melihatku keluar tadi. Persetan deh, pikirku, sudah telanjur mau apa lagi, ya mungkin itu rejeki satpam itu tadi. TAMAT

0 Response to "Kenikmatan Dikala Mandi"

Posting Komentar