Ibunya Sanggup Anaknya Juga

 Malam itu  saya berembuk perihal perempuan itu Ibunya Dapat Anaknya Juga

Cerita Panas : Ibunya Dapat, Anaknya Juga | Cerita Dewasa – Malam itu saya berembuk perihal perempuan itu, sebetulnya istriku agak keberatan jikalau perempuan itumengajak anaknya untuk bekerja di rumah kami yang dikatakan istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah kuyakinkan alhasil istriku baiklah juga kalau perempuan itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasanku alasannya yaitu istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan alasannya yaitu janji nikah kami yang sudah 6 tahun belum mendapat keturunan, sehingga anak gadis itu dapat kami anggap sebagai anak kami sendiri. Cerita Panas 2014 – Keesokan harinya sekitar jam 5:00 sore perempuan itu dan anak gadisnya telah berada di rumahku untuk melaksanakan kiprah sebagai pembantu, sebut saja perempuan itu Nursyfa dan anak gadisnya Santi. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Santi kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan. “Terima kasih Pak, Santi bahagia sekali dapat meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu.” “Ya, tapi kau harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang sekolah kau harus bantu ibumu,” kata istriku sambil berpelukan dengan Santi, kulihat di wajah ibunya Nursyifa pun terlihat keceriaan. Enam bulan berlalu semenjak Nursyifa dan Santi bekerja di rumah kami, saya berbuat mesum dengan Nursyifa sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dengan kereta api, alasannya yaitu Sabtu kantor libur sementara Santi sedang sekolah, saya melihat Nursyifa yang sedang berdiri di dapur membelakangi saya yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil. Aku tertegun melihat tubuh Nur yang mengunakan baju akses warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bab vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya menyerupai bunting padi, menciptakan saya merasa tersedak seolah-olah ludahku tidak dapat tertelan alasannya yaitu membayangi tubuh Nur yang indah itu. Tiba-tiba Nur berbalik dan kaget melihatku yang gres saja membayanginya. “Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.” “Eh.. Nur boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kau cerai, kau mau menceritakannya ke saya.” “Eng.. gimana yach.. saya aib Pak, tapi bolehlah.” Cerita Panas 2014: Sekali Mendayung, 3 Cewek Kuentotin – Akhirnya saya duduk di meja makan sementara Nur menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya saya gres tahu kalau Nur itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian beliau melahirkan Santi dan beliau bercerai 2 tahun yang kemudian alasannya yaitu suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Nur ada bekas bacokan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Nur seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu beliau bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Nur. “Sudah, Nur.. jangan nangis.. kini kau sudah dapat hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau menciptakan kau harus mengingat lagi.” “Iya.. Pak.. saya dan Santi.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami.” “Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Santi pulang.. kau aib deh.. kalau lagi nangis.” Nur menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba saya mencicipi sesuatu yang lain alasannya yaitu kedua payudaranya menyentuh dadaku yang menciptakan gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang menciptakan dirinya gelagapan. “Aaahh.. Bapak!” Tapi kemudian beliau membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang menciptakan saya makin berani. “Pak.. sshh..” “Kenapa.. Nur..?” “Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa.” Kuangkat roknya dan saya meraba pantatnya yang padat kemudian kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya hingga dengkul, pahanya kuraba dengan lembut hingga vaginanya tersentuh. Nur mulai bergelinjang, beliau membalas dengan bernafsu leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah. “Aahh.. Pak, yummy sekali deh..” “Nur.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!” “Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?” “Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.” Kugiring Nursyifa ke kamarku, hingga di kamar kututup pintu dan eksklusif kusuruh Nur untukmenanggalkan pakaiannya. Nur eksklusif menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga beliau bugil. Yang agak mengagetkanku alasannya yaitu keindahan tubuh Nur. Nur dengan tinggi sekitar 167 cm mempunyai payudara yang kencang dan molek dibungkus kulit yang putih bersih, pinggulNur agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat menciptakan saya seakan tidak dapat menelan ludahku. Kalau saya beri nilai tubuh Nur nilainya 9.9, hampir sempurna. “Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan melamun melihat tubuh Nur.” “Nur, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.” “Ah, masa sih Pak?” “Iya Nur, tahu gitu kau saja yang jadi Ibu deh.” “Ah Bapak dapat aja nih, tapi kalau Nur jadi Ibu, Nur mau kok jadi ibu ke dua.” Aku eksklusif menanggalkan pakaianku dan batang kemaluanku eksklusif menegang keras dan panjang.Kuhampiri Nur eksklusif kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Nur meraba-raba batang kemaluanku kemudian dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke daerah tidur. “Nur, kau mau nggak hisap ****** saya, saya jilatin vaginamu.” Nur hanya mengangguk kemudian kami ambil posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku sudah digenggam oleh tangannya kemudian dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang vaginanya sudah kujilati dengan lembutnya, vaginanya mengeluarkan amis harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat. Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang vagina itu dan eksklusif kutelan habis. “Aaakkhh.. aakkhh..” rintih Nur kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan alasannya yaitu keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka Nur tapi dengan sigap beliau eksklusif menelannya hingga habis kemudian “helm” dan batangku dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, saya merubah posisi, saya berbaring sedangkan Nur kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi alasannya yaitu liang vagina Nur yang sudah usang tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, gres vagina itu tertembus batang kemaluanku. “Blleess.. jlebb.. jlebb..” Kulihat Nur agak menahan nafas alasannya yaitu batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya. “Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, tapi Nur suka deh rasanya sodokannya hingga perut Nur.” Tubuh Nur dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar saya mencicipi kenikmatan yang luar biasa. “Nur, vaginamu yummy sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu, terus terperinci Bapak barukali ini merasakannya, Nur yummy sekali.” Setengah jam kemudian, saya merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina Nur, saya duduk dan kuangkat tubuhnya kemudian kubaringkan tubuhnya di sisi daerah tidur dengan kaki Nur menggantung, kutindih tubuhnya sehingga menciptakan sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.” Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang vaginanya kusodok oleh batang kemaluanku dari belakang, Nur menungging saya berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke vagina Nur yang hampir 15 menit kemudian Nur menjerit. “Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Nur keluar nih.. akhh.. sshh..” Keluarlah cairan dari vagina Nur yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian saya pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku. “Nur.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..” ” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.” “Crroott.. croott.. crroott..” Keluarlah cairanku membasahi liang vagina Nur, alasannya yaitu banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Nur. Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami eksklusif terbaring lemas tak berdaya di daerah tidurku. Lima menit kemudian yang sebetulnya kami ingin istirahat, saya mendengar bunyi dari luar kamartidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Nur keluar kamarku yang rupanya Santi ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah. Malam harinya setelah Santi tertidur, Nur kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah saya terbangun kira-kira jam 8:00, saya keluar kamar, saya mencariNur, tapi yang saya temukan hanya Santi yang sedang menonton TV. Rupanya saya gres ingat kalau setiap Minggu pagi Nur pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Santi yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan saya duduk di sofa. “Santi.. gimana sekolah kamu..?” “Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.” “Mmm, ya sudah kau berguru yang rajin yah, biar Ibu kau bangga.” “Pak, boleh Santi tanya?” “Iya, kenapa Santi..?” “Kemarin ketika Santi pulang sekolah, Santi kan cari ibu Santi, pas buka kamar Bapak, Santi melihat Bapak dan ibu Santi lagi telanjang terus Santi lihat kalau Ibu Santi ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang masuk ke tubuh ibu Santi, maaf yach Pak, Santi lancang. Mama Nur lagi diapain sih sama Bapak?” “Hah, jadi kau sempat melihat ibumu telanjang.” “Iya Pak, tapi kok Mama Nur kayaknya keenakan ya. Santi jadi kepingin dech Pak kayak ibu Santi.” “Kamu serius San, kau mau?” “Iya Pak.” Kulihat Santi tersipu aib menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Santi tersingkap sewaktududuknya bergeser sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku eksklusif terangsang. Kusuruh Santi duduk dipangkuanku. “San, sini kau duduk di pangkuan Bapak.” Ketika beliau berdiri menujuku, saya membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku kemudian saya keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang, sebelum Santi duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih kuturunkan sehingga vagina mungil putih higienis milikgadis 13 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus dan eksklusif kujilat dengan lembutnya. Santi memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat. “Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.” Vagina Santi yang masih muda itu terus kujilati alasannya yaitu rasanya manis-manis asin. Santi punmakin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Santi mulai kejang-kejang dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis. “Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih dari daerah pipis Santi.. eugh.. eugh..” Tubuh Santi eksklusif lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Batang kemaluanku yang mengeraskutempelkan pada vaginanya yang basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Santi kulepas sehingga beliau hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Santi yang gres tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampangpayudara yang gres mekar ditutupi kulit yang putih higienis dengan dihiasi puting agak kemerahan, eksklusif kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap menciptakan payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras. Sementara Santi masih tertidur lemas, batang kemaluanku yang sudahmenempel di vagina Santi yang masih sempit kusodok-sodokkan semoga masuk, alasannya yaitu vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan basah. Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina Santi yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke vagina Santi. Santi mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, beliau pun menjerit kesakitan. “Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. daerah pipis Santi.. sakit awww.. aawww..” “Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..” Kupeluk tubuh Santi dan menenangkannya dari rasa sakit pada vaginanya yang robek oleh batangkemaluan milikku yang memang super besar. Sodokkanku pada vagina Santi kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Santi mencicipi kenikmatan. “Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. kini tidak sakit lagi.. kini jadi enak.. aahh.. aahh..” Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Santi mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikuttetesan darah dan eksklusif tubuh Santi lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa saya telah membobol keperawanan Santi. “Arrgghh.. Pak.. Santi.. lemmaass..” Aku agak kaget juga melihat keadaan Santi yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya tapi alasannya yaitu sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Santi yang sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang vagina Santi hingga meluber ke pahaku. “Crroot.. crroott..” “Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini..” Langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Santi dan kubaringkan Santi yang pingsan di Sofa. Sisa cairan yang masih menempel di vagina Santi kulap dengan bajuku hingga bersih, setelah itu kurapihkan baju Santi dan kubiarkan Santi yang masih pingsan tidur di Sofa, saya kemudian membersihkan badanku sendiri. Sepuluh menit kemudian Nursyifa, tiba dari pasar sedangkan saya sudah menggunakan baju lagi. Sejaksaat itu saya bermain dengan istriku jikalau beliau di rumah, dengan Nur jikalau istriku pergi dan Santi sekolah, dengan Santi jikalau istriku dan Nur pergi.

0 Response to "Ibunya Sanggup Anaknya Juga"

Posting Komentar