Ketika Jilbab Tidak Lagi Bisa Meredam Nafsu

  Namaku Amrizal asal Bukit Tinggi dan berusia  Ketika Jilbab Tidak Lagi Mampu Meredam Nafsu
Namaku Amrizal asal Bukit Tinggi dan berusia 37 tahun. Aku seorang dosen di sebuah Perguruan Tinggi Swasta Padang Sumbar. Aku sudah menikah dan punya 3 anak, istriku manis usia 24 tahun dan alim tapi saya tidak merasa puas dengan satu istri saja dan saya masih ingin bersetubuh dengan perempuan lain. Apalagi bila perempuan itu berjilbab dan bertubuh sintal dan montok padat. Waktu saya menyertai KKN para mahasiswa dan mahasiswi di sebuah desa di tempat luar kota. Di desa itu, saya tinggal satu rumah dengan kelompokku yang terdiri dari beberapa pemuda dan 4 orang cewek. Dari 4 orang cewek itu salah satunya ialah cewek semester 8 yang saya tahu cewek ini ialah akhwat penggagas sebuah Partai. Namanya Rifqoh asalnya Sumedang, berwajah manis lembut dan berkulit higienis agak putih, santai dan terlihat alim dengan pakaian panjang jubah dan jilbab panjang yang selalu menutup rapat tubuhnya. Dia kuliah di Padang lantaran ikut orang tuanya yang kebetulan berdinas di Padang. Aku sih nggak terlalu bersahabat dengannya, disamping orangnya menjaga jarak dengan cowok, saya juga dah punya istri dan anak. Tapi saya suka mendekatinya, dan ingin biar ia mau jadi istri keduaku. Harapanku menipis alasannya ialah Rifqoh dengan tegas menolak keinginanku. Aku tidak putus asa, pendekatan kulakukan terus walau belum kelihatan hasilnya. Akhirnya saya bertekat untuk memperkosa akhwat manis berjilbab yang bertubuh montok, sintal dan padat ini. Nah seminggu sebelum kita mengakhiri KKN, kamar mandi buat cewek rusak karenanya kita semua gantian makai satu kamar mandi yang biasanya digunakan cowok. Cewek mandi lebih dulu gres cowoknya. Dari 4 cewek itu biasanya yang paling terakhir mandi ialah Rifqoh. Cewek akhwat penggagas ini biasanya hampir maghrib gres mandi, sementara dari cowoknya saya yang paling pertama mandi sementara yang lain ngalah sesudah maghrib. Entah gimana awalnya saya nggak ingat, ketika saya lihat Rifqoh masuk ke kamar mandi tiba-tiba timbul niat isengku untuk ngintip cewek akhwat penggagas ini mandi. Aku masih ingat waktu itu Rifqoh masuk ke kamar mandi pakai jubah panjang biru kembang, pakai jilbab gede warna putih, pakai kaus kaki juga sambil bawa handuk dan gayung berisi alat-alat mandi. Lewat lubang kecil di kamar mandi, saya liat Rifqoh melepas semua kain yang menempel di badannya. Mulai dari kaus kakinya, kemudian jilbab putihnya yang lebar, kemudian jubah panjangnya terus BH dan celana dalam krem yang dipakainya. Waktu itu saya hanya ternganga melihat tubuh bugil akwat penggagas yang biasanya saya lihat dalam keadaan tertutup rapat kecuali wajahnya dan tangannya aja. Waktu itu, gres pertama kalinya saya liat cewek bugil tanpa busana selembar benangpun secara live selain di internet atau VCD. Aku memang punya istri, tapi saya gak nyangka bila dalam keadaan telanjang bulat Rifqoh begitu mulus tanpa cacat. Aku nyaris nggak percaya waktu pertama kali liat Rifqoh bugil bulat menyerupai itu. Rifqoh ternyata mempunyai kulit yang putih mulus. Semula saya menyangka istriku lebih putih dari Rifqoh kulitnya, tapi sesudah liat cewek akhwat penggagas ini bugil saya gres tahu kalo kulit Rifqoh tuh lebih putih dan mulus dari kulit istriku mungkin kulitnya ketutupan terus sih walaupun istriku juga akhwat berjilbab menyerupai Rifqoh. Body Rifqoh juga ok banget, malah kayaknya body istriku yang lebih muda kalah dengan cewek alim berjilbab lebar ini. Rambut Rifqoh panjang ikal hitam, wajahnya manis, susunya tampak penuh mungkin ukurannya 34C dengan puting yang kecoklatan, perutnya rata dengan pinggul yang besar, memeknya montok dan tampak menonjol di antara kedua pahanya namun bulunya abis dicukur higienis hingga kayak memek bayi, pahanya bulet padet dengan betis yang mbunting padi, pantatnya juga montok dan besar. Aku yang semula nggak nyangka bakal liat Rifqoh bugil gini, karenanya horny juga. Nggak nyangka bisa liat body sintal cewek alim penggagas Partai kayak Rifqoh ini. Tapi yang bikin saya sangat kaget, ketika Rifqoh gres beberapa kali mengguyur badannya dengan air, tiba-tiba akhwat penggagas ini menggosok-gosok memeknya dengan tangannya. Tubuhnya mulai menggelinjang dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Ekspresi wajahnya nampak mencicipi kenikmatan, sementara saya liat bibir memeknya tampak menjadi kemerahan oleh gosokan tengannya bahkan jarinya juga memilin-milin kelentitnya. Aku menjadi sangat terangsang melihat keadaan ini sehingga saya juga ikut mengocok penisku. Mungkin sekitar 5 menit gres saya liat Rifqoh menyerupai menjerit tertahan dengan nafas yang terengah, mungkin ia sudah klimaks. Setelah tampak lemas beberapa ketika cewek aktivcis ini meneruskan mandinya. Waktu itu saya juga ikut ngocok liat Rifqoh masturbasi hingga muncrat mani. Sejak ketika itu, saya jadi ketagihan mengintip Rifqoh mandi. Sayang sisa KKN cuman seminggu habis itu kita harus balik ke Bandung lagi. Tapi dalam seminggu itu, tiap sore saya ngintip Rifqoh mandi sore dan dari 7 kali ngintip, 4 kalinya saya liat Rifqoh masturbasi di kamar mandi. Sampai ketika itu Rifqoh nggak tahu bila waktu KKN, saya suka ngintip ia waktu mandi dan masturbasi di kamar mandi. Cewek penggagas Partai yang berwajah lembut dan manis itu tetep terlihat kalem, tampak alim dengan pakaian panjang dan jilbab lebar yang menutup tubuhnya dan tetap jaga jarak dari cowok. Cuman saya dah tahu rahasia cewek alim berjilbab yang satu ini, bila cewek ini punya nafsu yang tinggi… habis itu saya sering berpikir jangan-jangan kebanyakan cewek akhwat penggagas menyerupai Rifqoh. Uhhhh bikin horny jadinya neh. Saat ia masturbasi sewaktu mandi ke 4 kalinya keadaan sepi alasannya ialah para mahasiwa dan mahasiswi sedang ada urusan ke kota semenjak siang tadi. Maka sore itu saya bertekat untuk memperkosa akhwat berjilbab lebar alim yang masih perawan ini. Aku menyerupai biasa kembali mengintip Rifqoh mandi. Rifqoh kembali menjalankan aksinya, ketika tubuhnya mulai menggelinjang dengan desahan yang keluar dari mulutnya saya memotret Rifqoh yang sedang telanjang bulat itu. Sesudah orgasme Rifqoh kembali mengenakan jubah panjangnya yang biru dan jilbab lebarnya yang berwarna putih tapi ia nggak pakai lagi BH dan celana dalam. Mungkin masih terangsang berat akhwat penggagas yang alim ini. Dia membuka pintu kamar mandi dan keluar. Rifqoh kaget waktu melihat saya sudah di depan pintu kamar mandi itu, pada waktu saya mengintip Rifqoh beberapa kali sebelumnya saya sudah pergi sebelum Rifqoh sempat melihatku. Tapi kali ini saya nggak pergi alasannya ialah saya bertekat ingin menyetubuhi cewek alim berjilbab dan manis serta berbodi padat ini. Aku memegang tangan Rifqoh yang alim ini. Dia coba lepaskan pegangan tanganku tapi saya memegang dengan besar lengan berkuasa hingga Rifqoh nggak bisa lepas tangannya. “Sedang ngapain tadi di dalam? Rifqoh terangsang ya?” tanyaku dengan senyum dan setengah mengancam. Rfqoh menggeleng sambil tersenyum di balik jilbabnya. Mata perempuan alim berjilbab lebar ini sempat memperhatikan situasi di luar kamar mandi sesaat dan ia tidak melihat seorang pun di situ. “Tapi saya punya fotonya mbak Rifqoh…” lanjutku sambil memandang sekujur tubuh Rfqoh yang berbalut jubah panjang itu. Lalu kutunjukkan foto Rifqoh dalam keadaan bugil bulat dalam kamera HP ku. Wanita berjilbab lebar ini hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum dengan pipi bersemu merah yang terang terlihat olehku lantaran lampu sedang menyala di depan kamar mandi itu. “Nggak papa kok Pak…. nggak papa” ujar Rifqoh dengan muka tertunduk. Aku masih sempat memperhatikan Rifqoh beberapa saat. Jubah warna biru yang digunakan akhwat penggagas ini belakangnya namun saya punya senjata untuk menaklukkan akhwat manis ini, selain foto itu bisa kupakai sebagai bahaya saya juga pengalaman bagaimana mengentot wanita, apalagi bila yang gampang horny kayak Rifqoh ini. “Ya kalo nggak papa.. terserah saja gimana bila fotomu ini saya sebar di internet sayang?” tanyaku dengan setengah mengancam akhwat manis yang alim ini. Rifqoh terlihat serba salah dengan ancamanku. Sementara jantungku berdegup kencang melihat pantat montok perempuan berjilbab ini terlihat semakin membukit menggiurkan lantaran jubah cuilan bawahnya tadi berair tersiram air di dalam kamar mandi. “Ouhh… gila pantatnya memang merangsang..” desisku dengan mata lekat memandang Rifqoh terutama cuilan pantatnya. Pantat Rifqoh yang besar dan montok memang terlihat terang ketika ia menggunakan jubah yang masih berair menyerupai ketika ini. Jubah warna biru yang digunakan akhwat alim yang manis ini yang berair pada cuilan pantat tersebut menciptakan pantat montok penggagas Patrai semakin terang terlihat lebih- lebih tanpa celana dalam. Tak usang kemudian penisku ini mulai menggeliat melihat pantat montok perempuan berjilbab yang merangsang ini. Rifqoh tidak menyadari bahwa dirinya telah menciptakan diriku yang kini sedang memegang tangannya di dekat pintu kamar mandi terangsang. Aku makin garang dan berulang kali menelan ludah menahan libido birahi melihat dan memegang tangan Rifqoh yang mempunyai pantat besar dan montok, walaupun pantat perempuan berjilbab lebar ini masih tertutup jubah panjang. Dalam jarak yang sangat dekat itu, mata ku nyaris tak berkedip melihat kemontokan pantat Rifqoh yang terpampang di depan mata. Meskipun pantat perempuan berjilbab lebar ini masih tertutup jubah warna biru, namun bentuk pantat akhwat mahasiswi manis yang lingkaran dan montok ini tak sanggup disembunyikan jubah tersebut apalagi jubah tersebut dalam keadaan basah. Belahan pantat Rifqoh dan bentuk pantatnya yang tanpa celana dalam itu terlihat begitu terang dalam balutan jubah warna biru yang masih berair tersebut. Aku menjilat bibirku menahan hasrat birahi menjilat kemontokan pantat perempuan berjilbab lebar yang alim ini. Aku kemudian menarik cuilan bawah jubah panjang Rifqoh ke atas sehingga separuh betisnya yang masih terbungkus kaus kaki itu terlihat oleh diriku. Saat saya melihat betis Rifqoh yang indah walaupun masih terlihat separuhnya kemudian melihat ujung jubah yang kutarik ke atas, timbul impian pada dirinya untuk menyingkap jubah tersebut kian ke atas. Aku yang mulai dilanda birahi ini melihat ke sekitar yang memang sedang tidak ada orang lainnya dan karenanya saya menarik dan memaksa Rifqoh masuk kamar di rumah penginapan para mahasiswa KKN yang tidak jauh dari kamar mandi itu. Tanpa berpikir panjang, saya segara mendorong tubuh akhwat berjilbab yang montok dan padat itu masuk kamar itu. Lalu dengan hati- hati saya mengulurkan tanganku ke ujung jubah Rifqoh. Bibirku menyeringai ketika saya mulai mengangkat ujung jubah yang digunakan akhwat ini kian ke atas dengan tanganku. Rasa ingin tau dan birahi terhadap tubuh perempuan berjilbab lebar yang selalu tertutup rapat ini terutama pantat yang montok itu, menciptakan saya begitu garang menyingkap jubah Rifqoh. Mataku melotot ketika sebagian tubuh Rifqoh yang selama ini tersembunyi dalam pakaian yang rapat tertutup, mulai terlihat dari dekat bersamaan dengan tersingkapnya jubah yang digunakan perempuan berjilbab lebar ini. Bentuk sepasang betis perempuan berjilbab lebar asal Sumedang ini sangat indah namun sayang betis indah ini masih terbungkus kaus kaki yang membungkus hingga mendekati lututnya menciptakan saya tidak bisa menikmati kemulusan betis perempuan berusia 26 tahun ini. Aku kian garang untuk mengangkat ujung jubah itu kian ke atas dan perlahan kemudian paha putih mulus perempuan berjilbab lebar ini mulai terlihat yang menciptakan libidoku kian menggelegak. Nafasku mulai tersengal menahan birahinya melihat pemandangan indah di depan matanya yang merangsang birahinya. Sepasang paha perempuan berjilbab lebar yang terlihat putih mulus dan sangat menggiurkan. Paha Rifqoh yang putih mulus itu terlihat sangat kontras dengan warna kaus kaki yang membungkus betisnya. Baru kali ini saya melihat kemulusan paha perempuan yang nyaris tanpa cacat menyerupai paha Rifqoh ini. Sebuah keberuntungan yang teramat langka bisa melihat kemulusan paha seorang perempuan berjilbab lebar yang alim menyerupai Rifqoh ini. Tanganku terus menyingkap jubah panjang yang digunakan akhwat alim ini kian ke atas. Kain jubah panjang itu kian terangkat kian tinggi hingga beberapa ketika kemudian memek perempuan berjilbab lebar yang tanpa celana dalam mulai terlihat. Dengan libido yang kian menggelegak, saya mengangkat jubah panjang Rifqoh kian ke atas dan sekejap kemudian ujung jubah yang dikenakan akhwat alim ini tersingkap nyaris ke pinggang perempuan ini sehingga seluruh memek dan pantat akhwat berjilbab lebar ini kini terpampang di depan mata keduaku. Mulutku menyeringai penuh nafsu sementara mataku nyaris tak berkedip memandang pantat Rifqoh yang mulus dan montok dengan keadaan tanpa celana dalam sama sekali. Ketika pantat Rifqoh yang montok dan besar dalam keadaan tertutup jubah panjang, telah menciptakan para lelaki terangsang dan ingin meremasnya, apalagi ketika pantat perempuan berjilbab lebar ini terlihat tanpa tertutup oleh celana dalam menyerupai yang saya lihat sekarang. Belahan pantat yang menggiurkan itu terlihat sangat terang dan merangsang birahi bahkan lantaran posisi Rifqoh yang saya suruh membungkuk sedikit menungging menjadikan pantat akhwat Partai ini kian terlihat montok membukit dan merangsang birahiku. Bahkan ketika mataku menyusuri belahan pantat tersebut hingga ke arah kemaluan perempuan berjilbab lebar ini, saya terang melihat belahan kemaluan akhwat alim ini. Gundukan kemaluan Rifqoh tidak terbalut celana dalam terlihat membukit mulus tanpa bulu menciptakan libidoku ini menggelegak. Bulu-bulu kemaluan Rifqoh ternyata tidak terlihat alasannya ialah telah habis dicukur oleh perempuan berjilbab lebar asal Sumedang ini. Rifqoh masih belum mengatakan reaksi perlawanan atas ulahku kepada dirinya lantaran ia kayaknya masih terangsang dengan masturbasi yang tadi dilakukannya di dalam kamar mandi. Aku memang sudah tak bisa menahan birahiku melihat pemandangan menggiurkan yang terpampang di depan mataku. Dengan penuh birahi, tanganku terulur menyentuh belahan kemaluan perempuan berjilbab lebar ini lantas dengan penuh birahi bukit kemaluan yang tanpa terbungkus celana dalam itu kuremas-remas. Rifqoh terlonjak kaget luar biasa, ketika perempuan berjilbab lebar ini mencicipi ada tangan yang meremas-remas bukit kemaluannya. Secara refleks Rifqoh menegakkan tubuhnya sambil berusaha menepis tanganku yang tengah meremas kemaluannya. Dengan rasa terkejut yang luar biasa, perempuan berjilbab lebar ini memandangku. “Ahhhhh….” Rifqoh memekik dengan mata membelalak ketika perempuan berjilbab lebar ini menyadari jubah yang dipakainya telah disingkap hingga terlihat memek dan pantatnya dan perempuan berjilbab lebar ini melihat saya sedang menyeringai penuh nafsu ketika menyingkap jubahnya. Wajah Rifqoh yang manis tertutup jilbab lebarnya dan sepasang matanya yang bulat menyorot diriku dengan penuh kemarahan yang bercampur dengan kekagetan luar biasa. “Mau apa Pak?” hardik Rifqoh dengan nada bergetar menahan kemarahan. Mata perempuan berjilbab lebar ini berkilat-kilat penuh kemarahan dan rasa terhina. Tubuh perempuan berjilbab lebar ini menggigil menahan kemarahan dan rasa terhina, namun saya yang tengah dilanda birahi hanya terkekeh sambil terus memeluk pinggang akhwat penggagas ini. “Jangan macam-macam.. Pak.. bapak kan sudah punya istri!” Kembali Rifqoh membentak diriku lagi namun bentakannya kali ini mulai diliputi rasa takut. Wanita berjilbab lebar ini memang tidak perlu jawaban dariku di kamar penginapan mahasiswa tersebut. Wanita berjilbab lebar ini beruasaha melepaskan diri ketika saya makin memperkuat pelukanku. Sorot mata Rifqoh dari balik jilbabnya yang semula menyiratkan kemarahan dan kebencian mulai berkembang menjadi sorot mata ketakutan dan kecemasan. Rifqoh tidak menduga akan ada seorang dosen menyerupai diriku yang berani berbuat kurang bimbing kepadanya, namun perempuan berjilbab lebar ini tidak sempat memikirkan hal itu lebih usang lantaran saya mendesaknya menuju kasur tempat tidur kamar itu sambil tertawa. Wanita berjilbab lebar ini mencoba berontak melepaskan diri namun karenanya ia tersudut di kasur tempat tidur. “Jangaaaan.. jangaaaan..” pinta Rifqoh dengan nada gemetar. Kemarahan perempuan berjilbab lebar ini telah berganti dengan ketakutan. Nada bunyi Rifqoh mulai menghiba ketika ia melihat tidak ada cara untuk lolos dari diriku bertubuh besar lengan berkuasa ini yang tengah dilanda birahi. Mata perempuan berjilbab lebar yang jadi akhwat penggagas tampak mulai berair sedangkan tubuhnya tampak gemetar ketakutan. Aku yang tengah dilanda birahi seakan tidak mendengar bunyi Rifqoh yang menghiba ketakutan ini. Aku terkekeh-kekeh melihat Rifqoh tersudut ketakutan di kasur kamar itu. Libidoku kian menggelegak sehingga dengan cepat, saya memeluk lebih erat perempuan berjilbab lebar yang telah merangsang birahiku ini. “Jangaaan… tidaaaaak” jerit Rifqoh ketika saya memeluknya. Wanita berjilbab lebar ini meronta- ronta dengan panik. Rifqoh menjerit-jerit panik ketakutan sambil meronta-ronta berusaha lepas dari pelukanku ini, tangan perempuan berjilbab lebar ini mencakar- cakar diriku dengan kalap. Baginya lebih baik mati daripada kehormatannya sebagai seorang perempuan alim berjilbab lebar dinodai oleh pria terlebih oleh diriku yang ia tahu sudah punya istri dan anak. Rifqoh terus menjerit-jerit minta dilepaskan. Tubuh perempuan berjilbab lebar ini meronta-ronta dengan besar lengan berkuasa dalam pelukanku. Namun apalah arti tenaga seorang perempuan menyerupai Rifqoh dibanding tenaga seoarang pria bertubuh kekar menyerupai diriku. Walaupun tinggi badanku hanya berbeda 2 cm lebih tinggi dari Rifqoh, namun tubuhku cukup kuat, maka dalam sekejap saya bisa mengatasi perlawanan perempuan berjilbab lebar yang telah merangsang birahiku ini. Tubuh Rifqoh hanya bisa mengejang ketika kemudian tanganku kembali meremas-remas pantatnya yang montok dan ketika tangan itu mulai menyingkap jubahnya ke atas hingga terlihat pantatnya yang tanpa terbalut celana dalam, perempuan berjilbab ini hanya bisa menangis sambil memohon untuk dilepaskan. “Ahhhh. Jangaaaan!” Rifqoh terpekik ketika kemudian dengan kasar tanganku kembali meremas-remas memek akhwat alim ini. Tubuh perempuan berjilbab lebar ini menggigil menahan rasa malu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Namun saya memang telah dikuasai nafsu birahi. Melihat pantat mulus Rifqoh yang telanjang, mataku melotot dengan verbal yang menyeringai liar penuh nafsu melihat pantat perempuan berjilbab ini. Aku ialah seorang pria yang mempunyai pengalaman dengan perempuan alasannya ialah saya sudah punya istri, namun gres kali ini saya melihat pantat perempuan yang demikian putih mulus dan montok menggiurkan. Aku menyeringai sambil mengelus-elus pantat telanjang Rifqoh yang putih mulus di depanku. Nafsu birahiku semakin menggelegak sehingga dengan garang saya kini meremas-remas pula tetek Rifqoh yang masih kencang lantaran belum pernah dijamah tangan pria itu. Berulangkali Rifqoh menghiba minta dilepaskan namun saya yang telah dipenuhi dengan nafsu birahi ini seakan tidak mendengarnya. Aku memang terangsang hebat, penisku tegang mengeras dan nafasku mendengus liar di sela-sela belahan paha perempuan berjilbab lebar ini. Ketika kepalaku sudah berada di antara dua paha Rifoqh, saya merenggangkan kedua paha perempuan berjilbab lebar ini. Rifqoh masih berusaha melawan ketika pahanya hendak kurenggangkan dengan tetap berusaha untuk mengatup, namun karenanya perempuan berjilbab lebar ini mengalah oleh keinginanku. “Jangaaan… ahhhhhh” pekik Rifqoh dengan tubuh menggelinjang ketika perempuan alim berjilbab lebar ini mencicipi jilatan lidahku mulai menyusuri belahan kemaluannya yang masih rapat itu dengan bulu-bulu kemaluannya yang telah dicukur habis. “Hmm.. Jembutnya dicukur ya… perempuan berjilbab memang jembutnya dicukur habis saya suka memekmu sayang…. wangi sih..” ujarku menghentikan jilatanku sebentar. Bukit kemaluan Rifqoh yang montok. Gundukan kemaluannya putih mulus kemerahan. Rifqoh yang masih tertutup jilbab lebar memerah mendengar komentarku mengenai memeknya, namun akhwat penggagas Partai hanya terdiam. Rifqoh sudah merasa frustasi sehingga ketika saya membalikkan badannya, perempuan berjilbab lebar ini hanya bisa pasrah. Akhwat alim ini memang tidak lagi melihat jalan keluar dari cengkramanku, hanya sebuah keajaiban yang bisa menyelamatkan dari birahiku ini. Rifqoh mengigit bibirnya kuat-kuat ketika saya jongkok di depannya lantas membenamkan wajahku ke arah selangkangannya. Yang saya ialah kemaluan Rifqoh. Gundukan kemaluan perempuan berjilbab lebar ini terlihat membukit di tengah selangkangannya yang tanpa bulu dan memeknya berwarna putih kemerahan. Aku menempelkan wajahku di tengah selangkangan Rifqoh lantas dengan garang ia menciumi cuilan tubuh perempuan alim yang paling pribadi ini. Rifqoh hanya bisa menggelinjang ketika kemaluannya kuciumi dan lantas dijilati oleh lidahku, sehingga tidak berapa usang kemudian kemaluan perempuan berjilbab lebar yang tanpa bulu kemaluan itu terlihat berair oleh jilatanku. Tubuh Rifqoh semakin menggelinjang jalang dan verbal di balik jilbab itu mendesis ketika kemudian saya melumat bibir memeknya yang merekah kemerahan dengan liar penuh birahi. lantas mengunyah- ngunyah bukit kemaluan yang montok itu. “Ahhhh.. jangaaaan… ahhhh” rintih Rifqoh dari balik jilbab lebarnya yang menciptakan saya semakin bernafsu. Semula Rifqoh berusaha sekuat tenaga biar ia tidak terangsang oleh permainan lidahku, tapi akhwat penggagas Partai ini memang gampang terangsang dan tak bisa membendung birahinya oleh rangsanganku. Akhirnya tubuh perempuan berjilbab lebar ini menggelinjang jago ketika saya menguak bibir kemaluannya kemudian dengan cara yang luar biasa saya menghisap kelentit akhwat manis ini dengan kuat. “Ahhhhhhhhhhhhhh..” rintih Rifqoh yang masih menggunakan jilbab lebar ini. Ketika saya kembali mengulang-ulang hisapan yang luar biasa terhadap kelentit Rifqoh, perempuan berjilbab lebar ini hanya bisa merintih-rintih dan mendesah penuh birahi dengan desahan yang merangsang libido. Tubuh perempuan berjilbab lebar ini menggelinjang-gelinjang liar dan tak usang kemudian kemaluan akhwat penggagas ini menjadi berair kuyup oleh cairan yang keluar seiring kenikmatan yang dirasakannya. Selama hidupnya gres kali ini Rifqoh diperlakukan menyerupai ini dan gres pertama kali ini perempuan berjilbab lebar ini menerima kenikmatan yang luar biasa menyerupai kini ini. Tubuh Rifqoh terduduk di kasur kamar itu. Kedua tangannya yang semula bertumpu pada kasur menahan tubuhnya yang mulai menggelinjang, namun lantaran dorongan birahi yang dirasakannya salah satu tangan perempuan berjilbab lebar ini kemudian memegang kepalaku dan menekan kepalaku kuat-kuat ke arah selangkangannya. Sebuah pemandangan yang teramat langka ketika seorang perempuan manis berjubah panjang dan berjilbab lebar dengan jubah panjang yang tersingkap sementara seorang laki- laki membenamkan wajahnya di tengah-tengah selangkangan perempuan berjilbab yang mendesah dan merintih penuh kenikmatan dari balik jilbabnya tersebut. Entah lantaran imannya yang tengah lemah atau memang lantaran libidonya yang tinggi, Rifqoh justru mulai terlena oleh rangsangan-rangsangan yang saya lakukan ini.Di ketika wajahku terbenam di antara dua paha mulus Rifqoh, tanganku menggerayangi cuilan dada perempuan berjilbab yang montok membukit dan masih kenceng ini. Tanganku menyusup di balik jilbab lebar yang digunakan Rifqoh hingga tanganku mencicipi gundukan montok dan kenyal di dada perempuan berjilbab lebar ini. Tanpa diduga, Rifqoh yang telah kehilangan kendali atas dirinya jawaban kenikmatan yang dirasakannya justru menyampirkan jilbab lebarnya ke punggungnya seakan mempersilahkan tanganku untuk menggerayangi dadanya bahkan perempuan berjilbab lebar yang masih perawan ini sendiri yang membuka 3 kancing jubahnya cuilan atas satu persatu, kemudian mengeluarkan sepasang buah dadanya sendiri dari balik jubah yang dipakainya. Sejenak saya mendongak ke atas melihat reaksi Rifqoh yang tidak kuduga itu. Mataku melotot penuh nafsu melihat sepasang buah dada Rifqoh yang montok putih mulus dengan puting susu kemerahan itu telanjang tanpa epilog lagi. Mulutku terkekeh melihat buah dada Rifqoh kemudian dengan garang tanganku mengelus-elus lantas meremas-remas sepasang payudara perempuan berjilbab yang telanjang itu. Sepasang payudara montok berukuran 34 C yang putih mulus di dada Rifqoh terasa kenyal di tanganku yang meremas-remasnya. Dan puting susu kemerahan yang telah mengeras itu pun saya pelintir dan tarik-tarik menciptakan tubuh perempuan berjilbab lebar ini menggelinjang jalang. Akhwat alim ini hanya merintih- rintih dan memekik-mekik lirih dari balik jilbabnya dengan tubuh yang menggelinjang-gelinjang menahan birahinya. Rifqoh menggelinjang jalang ketika berulangkali kelentit perempuan berjilbab alim ini saya jilat dan hisap dengan besar lengan berkuasa lantas puting susunya yang kemerahan kupelintir dengan pelintiran yang luar biasa. Mata perempuan jilbaber yang bulat ini terlihat sayu menahan birahi yang melandanya, nafasnya terdengar memburu di balik jilbab lebar putihnya, kemaluannya yang tengah kujilati juga telah berair oleh cairan kenikmatan yang berulangkali terpancar. Melihat Rifqoh sudah dilanda birahi, saya segera berdiri di depan perempuan berjilbab lebar ini. Aku memandang Rifqoh dengan penuh nafsu ketika melihat perempuan berjilbab tersingkap jubahnya hingga terlihat kemaluannya yang mulus kemudian sepasang payudara montok dan kencang akhwat alim ini tampak mencuat dengan puting susu kemerahan yang tegak mengeras. Payudara putih mulus itu tampak kontras dengan jubah biru yang digunakan penggagas Partai ini. Aku tidak menyangka akan menikmati Rifqoh dalam kedaan menyerupai ini, padahal sebelumnya saya tidak pernah menyentuh perempuan berjilbab lebar ini kecuali hanya sanggup mengintip ketika ia mandi tadi bahkan membayangkannyapun tidak. Di depan Rifqoh yang tengah birahi, saya melepas celana yang sedang kupakai ini disusul dengan melepas celana dalamku, sehingga mencuatlah kontolku yang menciptakan mata perempuan berjilbab lebar ini terbelalak. “Ihhh..” desah impulsif Rifqoh dari balik jilbabnya. Wanita berjilbab lebar ini memalingkan wajahnya dengan wajah memerah oleh rasa malu melihat penisku lantaran gres kali ini Rifqoh melihat penis lelaki. Aku terkekeh melihat perilaku Rifqoh. “Kenapa melengos mbak?.. Ayo lihat aja” kataku sambil memalingkan paksa wajah perempuan berjilbab lebar ini biar kembali melihat penisku. Rifqoh yang tengah dilanda birahi itu tak bisa menolak ketika saya memaksanya untuk melihat penisku. Mata perempuan berjilbab lebar yang bulat ini kian membelalak lebar ketika karenanya ia kembali melihat batang penisku. Rifqoh menggigit bibirnya kuat-kuat menahan gejolak birahi dengan mata lekat memandang penisku yang hitam lantaran saya sudah pernah ngentot dengan perempuan, besar dan panjang dan di mata perempuan bercadar ini penisku berukuran luar biasa. Batang penisku berukuran besar dan panjang dengan urat- urat kejantanan yang menonjol berkilat-kilat. Penis hitam tersebut dihiasi bulu-bulu kemaluan yang tumbuh dengan lebat namun terlihat rapi terawat menciptakan Rifqoh betah memandangnya. Aku terkekeh melihat mata perempuan berjilbab lebar ini memandang penisku yang tegang dengan pandangan nyaris tak berkedip. Aku jadi sangat terangsang melihat mata Rifqoh itu yang tampak sangat menikmati penisku bahkan ketika saya meraih tangan Rifqoh dan menuntunnya untuk menggenggam batang penisku, perempuan alim ini tak melawan. Batang penisku yang hitam terlihat sangat kontras ketika berada dalam genggaman jari-jemari Rifqoh yang putih dan halus. “Elus-elus aja mbak.. Rifqoh.”desisku bergetar oleh nafsu birahi. Entah dorongan dari mana, seketika itu pula jari jemari Rifqoh yang putih dan halus tersebut mengusap- usap lantas mengelus-elus batang penis yang telah menciptakan perempuan berjilbab lebar ini takjub dan terangsang melihatnya. Aku merem melek, ketika jari-jemari Rifqoh yang lembut dan halus mengelus- elus batang kejantananku. “Kalo di Sumedang namanya apa?’ tanyaku nakal. Rifqoh yang tengah mengelus-elus penisku memandang ku sejenak. “Kontol!” jawab perempuan berjilbab lebar ini sambil kembali menatap penisku yang tengah dinikmati oleh tangannya Aku terkekeh mendengar jawaban Rifqoh. Ternyata seorang perempuan berjilbab ledar yang alim menyerupai Rifqoh bisa mengucapkan kata kontol juga. Beberapa ketika kemudian saya sudah tak bisa menahan birahi lagi. Aku segera mendudukkan Rifqoh di tepi ranjang lantas saya membuka kedua paha Rifqoh lebar-lebar sehingga kemaluan perempuan berjilbab lebar ini terlihat merekah di depanku. Birahiku menggelegak melihat kemaluan Rifqoh terpampang di depanku dengan paha yang terbuka lebar. Kemaluan perempuan berjilbab lebar yang tanpa bulu kemaluan itu terlihat basah. Bibir kemaluan perempuan berusia 25 tahun itu terlihat sangat memerah dan merekah serta merangsang birahi. Aku menyeringai ketika tangan Rifqoh yang masih menggenggam penisku menarik batang kejantanan ini ke arah kemaluan perempuan berjilbab lebar ini. “Kenapa Qoh…udah nggak sabar yah?” tanyaku sambil terkekeh namun Rifqoh tidak menjawabnya. “Mmmmhhhh..” desah Rifqoh ketika penis besar itu mulai menyentuh bibir kemaluannya yang merah merekah. Penis besar yang ada dalam genggamannya didorongnya kian ke dalam dan secara refleks kedua paha perempuan berjilbab lebar ini membuka lebar. Tubuh perempuan manis jilbaber ini tersentak ketika kemudian saya yang mendorong penis besarku memasuki dan menyusuri liang vaginanya yang masih perawan itu semakin dalam. Rifqoh menggelinjang ketika perempuan berjilbab lebar ini mencicipi hangat dan besarnya penisku masuk dalam liang memeknya yang masih rapet itu hingga amblas di dalamnya. Akhirnya berhasil juga saya memerawani dan menjebol memek akhwat manis yang masih rapet ini. “Ahh… ahh.. ssshhh.. sakit.. pak… pelan- pelan dulu ya.” desah Rifqoh ketika kemudian saya mulai menggerakkan penis maju mundur. Secara refleks perempuan penggagas Partai ini menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontolku ini yang semakin usang semakin cepat. Mata Rifqoh merem melek ketika penis besarku mengaduk-aduk liang vaginanya. Mulut perempuan berjilbab lebar ini meracau sambil merintih mencicipi kenikmatan yang belum pernah didapatkan seumur hidupnya dari siapa pun. “Ahh.. ahh.. sshhh..” desah perempuan berjilbab ini menggairahkan di tengah bunyi beradunya tubuh kami berdua. Rifqoh tidak sadar ketika kemudian kedua kaki akhwat jilbaber yang masih terbungkus kaus kaki ini menjepit tubuhku. Tubuh perempuan berjilbab ini terguncang-guncang oleh gerakan ritmis dariku yang begitu garang menyetubuhinya. Nafasku mendengus-dengus oleh libido yang menggelegak liar ditingkahi nafas Rifqoh yang memburu di balik jilbab dan jubah panjang yang digunakan perempuan ini. Berulangkali perempuan berjilbab ini merintih dan mengerang mencicipi nikmat dengan tubuh menggelinjang hebat. Mata Rifqoh merem melek menikmati penisku yang mengaduk- aduk memeknya dan menciptakan tubuh perempuan berjilbab ini terguncang- guncang. Ketika tubuh Rifqoh terguncang- guncang, sepasang payudara montok dan masih kencang yang putih mulus di dada perempuan berjilbab lebar ini ikut terayun-ayun. Mataku melotot melihat payudara Rifqoh yang telanjang terayun-ayun di depannya, mulutku tak sabar mau segera melumat dan mengunyah-ngunyah sepasang payudara di dada perempuan berjilbab ini secara bergantian. Sekejap kemudian payudara Rifqoh yang putih mulus itu dipenuhi bilur- bilur kemerahan bekas gigitanku. Rifqoh hanya bisa merintih di balik jilbabnya ketika buah dadanya yang montok saya lumat dan kunyah-kunyah secara bergantian. Tubuhnya menggelinjang dengan jalang ketika kedua puting susunya kuhisap dengan kuatnya dan penuh nafsu. Aku yang telah puas menikmati buah dada montok dan kenyal Rifqoh ketika melihat wajah akhwat alim ini masih menggunakan cadar, mendadak timbul rasa ingin tau untuk mencopot jilbab lebar akhwat asal Sumedang ini. Aku memang pernah melihat wajah Rifqoh tanpa jilbab ketika mengintip ia mandi yang memang terlihat cantik, namun saya masih ingin tau terhadap wajah Rifqoh yang sepenuhnya. Akhirnya saya segera mencopot jilbab digunakan Rifqoh ini hingga terlihat wajah akhwat manis ini terpampang di depanku. Gerakan ritmisku menyetubuhi Rifqoh mendadak terhenti ketika wajah perempuan berjilbab lebar ini telah terpampang di depanku dengan tanpa jilbab lebarnya. Dadaku berdesir ketika matanya menatap wajah Rifqoh yang tidak lagi tertutup jilbab. Wajah perempuan berkulit putih ini terlihat sangat manis bahkan lebih manis dibandingkan ketika saya intip ia ketika sedang mandi. “Cantiknya….” desisku yang menciptakan wajah Rifqoh merona merah. Wajah manis Rifqoh yang tengah terangsang semakin membuatku makin garang apalagi ketika saya melihat bibir kemerahan yang sensual Rifqoh tampak terbuka menggairahkan. Melihat verbal Rifqoh dengan bibir sensual yang terbuka, saya segera melumat bibir akhwat manis ini dengan buas. Aku terkejut ketika ternyata lumatanku ini segera dibalas oleh akhwat alim ini bahkan kedua tangan perempuan ini melingkar ke punggungku. Aku pun makin liar, sementara penis besarku kembali mengaduk-aduk kemaluan Rifqoh dan kembali akhwat penggagas ini terguncang-guncang di ranjang. Rambut Rifqoh yang selama ini tersembunyi dalam jilbab lebarnya ternyata sangat indah. Rambut perempuan asal Sumedang ini tampak hitam legam dan panjang ikal hingga punggung. Setelah itu tanganku segera melepas jubah biru kembang yang digunakan Rifqoh dan disusul dengan kaus kaki yang membungkus kedua betis perempuan alim ini hingga karenanya tubuh Rifqoh telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupinya. Sulit dipercaya memang, tubuh perempuan berjilbab lebar yang semula tertutup rapat dari ujung rambut hingga ujung kaki kini telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya yang montok dan sintal. Aku semakin garang menyetubuhi Rifqoh sesudah perempuan berjilbab ini telanjang bulat dan saya kian erat memeluk perempuan yang bukan istriku ini. Tubuh akhwat alim yang montok dan sintal serta berkulit putih mulus tanpa cacat dan berbau harum ialah ciri tubuh perempuan yang selama ini saya idamkan. Aku telah menikah namun gres pertama kali bersetubuh dengan perempuan menyerupai Rifqoh. Kulit Rifqoh yang putih mulus tampak terlihat kemerah-merahan di sana-sini bekas cumbuan dan gigitanku. Leher akhwat aktivia yang alim ini terlihat beberapa cupang yang memerah lantas dadanya yang montok membukit juga penuh bekas cumbuan dan gigitanku yang tengah dilanda birahi ini. Rifqoh juga mencicipi kenikmatan persetubuhan yang terlarang ini. Pantat akhwat alim ini terus bergoyang mengikuti gerakan penisku yang mengaduk-aduk liang kemaluannya. Berulang kali tubuh perempuan ini menggelinjang liar dengan verbal yang mendesah dan menjerit ketika berulang kali ia mencicipi kenikmatan persetubuhan yang terlarang ini. Rifqoh sudah tidak memperdulikan dirinya sebagai perempuan berjilbab lebar, nalurinya sebagai perempuan normal yang punya birahi membuatnya ikut menikmati persetubuhan yang terlarang ini. Wanita asal Sumedang ini mengakui keperkasaanku dalam menyetubuhinya dan persetubuhan itu semakian usang semakin liar yang menciptakan Rifqoh nyaris tidak mencicipi ketika kemudian persetubuhan itu berpindah di atas kasur kamar penginapan ini. Kamar yang tergolong sempit itu menjadi saksi pergumulan kami, dua orang insan lain jenis yang saling berpacu dalam birahi itu di ranjang kamar ini. Dengusan nafas penuh birahi ditingkahi desahan dan rintihan serta ditingkahi bunyi khas beradunya dua tubuh yang tengah bersetubuh ini memenuhi kamar penginapan kami. Tubuh Rifqoh yang putih mulus tampak sangat kontras dengan tubuhku yang sawo matang kecoklatan kekar ketika kami berdua bergulat dan bergumul. Beberapa kali terdengar erangan dan jeritan Rifqoh penuh kenikmatan sambil memelukku namun persetubuhan yang liar itu tak kunjung selesai. Sekitar setengah jam kemudian tubuh Rifqoh yang semula menggelinjang-gelinjang dengan jalang perlahan mulai melemah. Akhirnya tubuh akhwat alim ini terkulai lemas, matanya terpejam dengan tubuh terlentang di bawah tindihanku. Nafas Rifqoh masih memburu dengan liar namun ia tidak lagi mengimbangi gerakanku menyerupai semula walaupun tubuhnya masih teguncang-guncang oleh gerakanku yang masih mengaduk- aduk kemaluannya. Agaknya akhwat alim ini telah kehabisan tenaga dan tak bisa mengimbangi keperkasaan diriku. Wanita ini hanya membuka pahanya lebar-lebar namun ia hanya terlentang lemas dan tak bisa lagi menggerakan pinggulnya menyerupai semula. Rifqoh hanya pasrah sambil menikmati penis besarku yang tengah mengaduk-aduk liang vaginanya ditingkahi dengusan nafasku yang kasar. Sekitar sepuluh menit kemudian, Rifqoh mencicipi tubuhku mengejang jago dan kemudian saya menggeram liar bagaikan geraman seekor singa dan bersamaan dengan itu Rifqoh mencicipi penis besarku melesak ke dalam memeknya hingga ke dasar menyentuh rahimnya. “Aghhhhhhhhhhhh..” geramku sambil memeluk Rifqoh kuat-kuat. Rifqoh tersentak ketika ia mencicipi cairan hangat memancar deras secara bergelombang dari penisku ke dalam kemaluannya disertai eranganku yang penuh kenikmatan yang menyerupai erangan seekor singa jantan. Cairan kenikmatanku itu terasa begitu banyak memenuhi rahim dan liang kemaluannya sehingga Rifqoh mencicipi cairan dari penisku yang hangat itu meleleh bercampur darah perawan akhwat alim ini, keluar menyusul cairan kenikmatannya yang telah keluar berulang kali sebelumnya. Sejenak kemudian kamar itu terasa sunyi, hanya terdengar bunyi desahan nafasku ditingkahi desah nafas Rifqoh yang masih terlentang pasrah di bawah tindihanku ini. Perlahan kemudian saya mencabut penisku dari liang kemaluan akhwat alim yang telah daku setubuh ini. Kepuasan tampak terlihat Rifqoh dan saya juga merasa puas sekali.. Aku yang masih belum menggunakan celana ini berdiri sambil memandangi tubuh telanjang Rifqoh yang masih tergeletak di kasur kamar itu. Selama ini saya tidak pernah membayangkan bisa melihat tubuh telanjang seorang perempuan berjilbab lebar yang alim, namun malam ini tubuh perempuan berjilbab lebar yang menjadi mahasiswiku ini telanjang bulat di depanku sesudah saya puas menyetubuhinya. Melihat tubuh Rifqoh yang telanjang bulat, timbul impian diriku ini untuk menyetubuhinya kembali. “Mbak Rifqoh, saya sebenernya masih pengen lagi tapi saya takut yang lain keburu datang…. besok aja kita ulangi lagi.. mbak montok dan sintal..” ujarku akhirnya. Sebelum saya meninggalkan kamar itu, saya sempat memagut bibir Rifqoh dan melumatnya. Rifqoh yang masih lemas ini ikut membalas pagutanku ini, sehingga beberapa usang kedua bibir kami menyatu. Bukan hanya bibir Rifqoh saja yang saya lumat, namun bibir kemaluan akhwat alim yang merekah kemerahan juga kemudian saya lumat dengan bibirku. Tubuh Rifqoh hanya menggelinjang jalang ketika saya melumat bibir kemaluannya dengan buas. “Mbak segera mandi dan pakai kembali pakaianmu.. teman-teman kita akan segera datang” kataku sambil menggunakan celanaku kembali. Setelah itu saya bergegas keluar dari kamar itu dan menutup pintunya, meninggalkan Rifqoh yang masih terlentang lemas di kasur kamar itu. Aku tidak pribadi pergi tapi ingin mengintip bagaimana reaksi Rifqoh sepeninggalku. Rifqoh bangun berdiri dan perlahan-lahan kesadarannya sebagai seorang perempuan berjilbab lebar mulai timbul. Tubuh Rifqoh bergetar jago ketika perempuan ini mulai menyadari perbuatan yang gres saja terjadi dan sedetik kemudian tangis akhwat alimini pecah sambil menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Tubuh perempuan ini terguncang-guncang ketika ia terisak-isak meratapi perbuatannya. Rasa malu dan rasa bersalah yang sangat jago melanda dirinya ketika perempuan ini teringat ia ikut menikmati persetubuhan terkutuk itu oleh dorongan nafsunya. Wanita berjilbab lebar yang merasa kehormatannya telah terkotori dan merasa telah berkhianat terhadap komitmennya ini meratap penuh penyesalan bahkan rasanya ia ingin bunuh diri daripada hidup dengan kehormatan yang telah terkotori menyerupai ketika ini. Di tengah ratapan penyesalannya, saya kembali masuk kamar dan menghiburnya saya tidak hingga hati mempermainkan akhwat alim ini. ”Sekarang mau kan nikah sama saya dan jadi istri keduaku?” tanyaku. Rifqoh tetap bertekad untuk menolakku hingga kapan pun untuk menikah dengan diriku. Akhirnya saya bertekat untuk menyetubuhi akhwat alim ini berkali-kali hingga ia hamil.Ya, saya bertekat untuk menghamili Rifqoh. Esok harinya rombongan KKN kembali lagi ke Padang. Namun tekadku untuk menghamili Rifqoh bukan hal yang gampang untuk diwujudkan lantaran sesudah kejadian malam di tempat KKN itu, Rifqoh selalu menghindar dariku. Tapi kesempatan itu saya dapatkan lagi ketika kedua orang bau tanah Rifqoh pergi keluar kota untuk suatu urusan selama satu minggu. Ketika tahu hal itu, malam harinya saya ke rumah Rifqoh dan menyelinap ke dalam kamarnya dan berniat mengulangi perbuatanku kepada perempuan berjilbab lebar ini. Aku memang semula merasa kaget ketika Rifqoh berusaha melawan dengan sengit, namun apalah arti tenaga seorang perempuan menyerupai Rifqoh bagi diriku yang bertubuh kekar dan tengah dilanda birahi, selain itu Rifqoh sendiri sangat tinggi birahinya. Dengan gampang saya melumpuhkan perlawanan perempuan berjilbab lebar ini kemudian dengan leluasa saya menyetubuhinya dan melampiaskan nafsuku terhadap perempuan berjilbab ini. Sudah tiga kali saya menyelinap ke dalam kamar Rifqoh dan tiga kali pula saya bisa menyetubuhi perempuan berjilbab lebar ini. Suasana rumah yang sepi tersebut ternyata menjadi neraka bagi perempuan berjilbab tersebut. Ada yang berubah pada diri Rifqoh sesudah tiga ahad saya setubuhi. Menurut teman-temannya, Rifqoh kini berkembang menjadi sangat pendiam dan perempuan berjilbab ini sering melamun. Aku kemudian kembali menawarinya biar ia mau menikah denganku dan jadi istri keduaku. Jiwa Rifqoh terlihat labil, namun yang bekerjsama terjadi perempuan berjilbab lebar kalut lantaran sesudah saya setubuhi, tiba-tiba Rifqoh sering muntah-muntah. Saat itulah Rifqoh nampak cemas dan rahasia perempuan berjilbab ini minta dibelikan alat tes kehamilan kepadaku. Ketika alat tes kehamilan itu dipakainya, tubuh perempuan berjilbab lebar ini gemetar lantaran ia melihat alat tes kehamilan itu mengatakan bahwa dirinya kini positif hamil dan ia mengetahui bahwa yang membuatnya hamil ialah diriku, pria yang ia benci. Aku kemudian tiba melamar Rifqoh kepada orang tuanya. Mulanya orang tuanya tidak oke Rifqoh harus menikah denganku alasannya ialah saya sudah punya istri dan tiga anak. Orang bau tanah Rifqoh memang anti poligami. Dengan sangat menghiba Rifqoh meminta keluarganya untuk mengizinkannya menikah dengan diriku Rifqoh tidak mau menyebutkan alasannya secara terperinci. Akhirnya, orang tuanya mengizinkan saya menikah dengan perempuan berjilbab lebar asal Sumedang ini. Betapa bahagia hatiku lantaran saya karenanya berhasil mempunyai istri manis dan alim juga punya tubuh yang montok, sintal dan padat sepeti Rifqoh. Apalagi saya punya anak dari perempuan alim berjilbab lebar ini, selain anak-aanak dari istri pertamaku. Lain kali saya akan cari lagi perempuan alim berjilbab untuk jadi istri ketigaku.

0 Response to "Ketika Jilbab Tidak Lagi Bisa Meredam Nafsu"

Posting Komentar