Akibat Melihat Foto Mesum

 Aku gres selesai mandi  sore dan mulai membuka buku untuk dibaca Akibat Melihat Foto Mesum

Cerita Ngentot 2015: Akibat Melihat Foto Mesum | Aku gres selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan saya segera menguakkan korden biar lebih terang siapa yang memasuki halaman itu. Aku kaget dan gembira, ternyata yang tiba yaitu Eva, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun. Cerita Ngentot Terbaru 2015: Akibat Melihat Foto Mesum | “Hai, kau sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang jikalau mau datang?” kataku basa-basi. “Kalau bilang dulu mau nyediain apa..” Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu biar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar. “Bagaimana jikalau ada belum dewasa yang masuk ke kamar ini”, saya jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa. “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..” “Ada, mau lihat?” Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku. “Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.” Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori Mesum, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya saya tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah alasannya yaitu sudah terbiasa, atau alasannya yaitu begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya. “Gimana, komentar dong.” “Ada filmnya nggak?” “Nggak ada, tapi jikalau yang orisinil justru ada”, kataku sambil bergurau. “Yang orisinil mana, coba” saya terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai saya hampir tidak sanggup menjawabnya. “Eh, ada tapi itu anu..” saya jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku. “Tapi apa Mas..” “Tapi harus ada gantinya, tukar barang gitulah.” “Tapi jikalau yang ini saya nggak punya”, sambil ujung jarinya mengatakan kemaluan pada gambar yang ia pegang. “Yang semacam juga nggak pa-pa” “Yang bener nih”, sambil tangannya berkemas-kemas mau memegang tempat terlarangku yang masih terbungkus celana. “He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, saya kira hanya gertakan saja beliau mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana. Aku tidak sanggup bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan insiden ini. Kalau pacar atau orang lain saya tidak bingung, tetapi ini yaitu saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama. Tetapi alasannya yaitu ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, saya buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku yaitu menikmati saja insiden ini. Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia membisu saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya hingga nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan saya melihat kulit badan yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menjadikan birahiku. Kubuka BH-nya dan tambah kagum saya atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang menciptakan nafasnya makin memburu. Begitu saya berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur. Dalam keadaan telentang sepertinya ia sudah siap mendapatkan tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan. Sebelum saya mendekatkan diri, saya melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat. Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya mengatakan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya. Ia raih batang kemaluanku, dan saya mendekatkan diri sehingga gampang baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku. Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir kemaluannya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, saya berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah hingga di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang senggamanya. Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu badan Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaannya. Kujilat-jilat klitorisnya yang menciptakan beliau menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya beliau angkat tinggi-tinggi sehingga saya memiliki ruang yang baik untuk melaksanakan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin infeksi dan merah. Sampai suatu dikala tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaannya. “Aku hingga Mas, saya hingga Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah. Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku hingga habis tertelan oleh liang kenikmatannya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras. Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaannya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, hingga kusentuh dasar kemaluannya yang terasa menyerupai benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat rasanya, sehingga saya sendiri tidak tahan lagi dengan goresan dan pijitan dari liang senggamanya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya. Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin berpengaruh ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur. Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan hening di liang sorganya. Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaannya. Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami berdiri dan bermain lagi hingga puas. Tiap berdiri bermain lagi. Sampai balasannya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia masakan instan. Sehingga hari itu kami sanggup melaksanakan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi menggunakan baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan. Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak dikala itu ia sering ke kotaku. Sampai ia memiliki pacar dan menikah.

0 Response to "Akibat Melihat Foto Mesum"

Posting Komentar